Perlu diakui bahwa peran Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap perekonomian negeri sangatlah besar. UKM telah menjadi lapangan kerja terbesar untuk masyarakat di seluruh penjuru yang sebenarnya cukup menentukan taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Apabila keberlangsungan UKM terancam, maka kesejahteraan hidup masyarakat pun ikut terancam. Tidak heran, UKM juga telah menjadi penggerak ekonomi Indonesia yang terbukti dapat memulihkan ekonomi nasional saat pandemi.
Akan tetapi, realita yang dihadapi adalah masih banyaknya kendala yang masih menghambat perkembangan UKM di Indonesia. Tidak hanya dari sisi para UKM saja, pemerintah dan masyarakat luas juga punya andil dalam situasi tersebut. Kita tidak lagi bisa menutup mata atas masalah-masalah yang masih dihadapi oleh banyak UKM di Indonesia dan terus membiarkan negara kita “dijajah” oleh negara-negara lain dengan barang-barang impor karena produk impor di dalam negeri dapat berdampak besar bagi para pelaku UKM, masyarakat secara luas dan pemerintah. Apabila tidak segera diselesaikan, maka masalah ini akan memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Mayoritas masyarakat Indonesia masih bergantung pada keberlangsungan bisnis UKM, dan menjadikannya sebagai lahan mata pencaharian. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM (KEMENKOPUKM) sendiri menyebutkan, terdapat 64,194,056 UKM di tahun 2019, yang secara besaran mengisi 99,99% dari total populasi bisnis di Indonesia, serta mempekerjakan 96,9% dari total tenaga kerja.
Secara singkat, produk-produk impor yang dijual bebas di pasaran baik secara legal maupun ilegal dapat memberikan dampak sebagai berikut: (1) menimbulkan fluktuasi yang mendorong masyarakat lebih memilih produk impor karena harga yang lebih murah, (2) kurangnya pendapatan dari hasil penjualan produk lokal membuat para pelaku UKM enggan berinvestasi dalam jangka panjang untuk mempertahankan bisnisnya sehingga produktivitas produksi pun menurun, (3) berkurangnya penghasilan tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi.
Untuk mempertahankan keberlangsungan UKM serta menghindari terjadinya dampak yang lebih buruk, seluruh pihak baik masyarakat (konsumen), para pelaku UKM itu sendiri (produsen), serta pemerintah (pemangku kebijakan) dapat berpartisipasi secara aktif. Pertama, sebagai konsumen, masyarakat dapat lebih memilih, membeli, dan menggunakan produk lokal. Kedua, pemerintah sebagai pemangku kebijakan dapat mulai mempertimbangkan berbagai kebijakan perdagangan yang pro pada UKM. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi intelijen pasar yang mengacu pada data yang riil terjadi di pasar. Pemerintah juga dapat mulai menciptakan program-program khusus untuk para pelaku UKM agar dapat merangsang minat mereka untuk berinvestasi jangka panjang pada bisnisnya.
Terakhir untuk para pelaku UKM sebagai produsen. Pertama adalah dengan mengetahui dan memahami di mana posisi bisnis saat ini untuk memetakan tantangan dan mencari solusi paling efektif dalam meningkatkan produktivitas bisnis secara maksimal. Terdapat lima kategori UKM yang memiliki tantangan dan solusinya masing-masing newcomer, artisan, emerging, challenger, dan mainstream. Selanjutnya, para pelaku UKM dapat melancarkan strategi pengembangan sistem yang efektif. Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan pada para pekerja dan memanfaatkan teknologi untuk mempercepat produksi guna meningkatkan produktivitas bisnis. Menggabungkan proses produksi yaitu cloud manufacturing dengan produksi pabrik juga dapat dipertimbangkan sebagai langkah yang efektif dan efisien untuk menekan biaya produksi dan membuat produksi jadi lebih fleksibel serta terukur. Di samping itu, dalam rangka ekspansi bisnis, para pelaku UKM juga dapat bermitra dengan perusahaan logistik untuk mendistribusikan produk demi mempercepat pemenuhan permintaan pasar. Langkah ini terbukti dapat memperluas jangkauan pasar UKM ke kota-kota dan daerah-daerah lain di Indonesia.
Apabila berbagai solusi di atas telah dilakukan secara terus-menerus, maka keuntungan besar akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pengembangan UKM tidak hanya berdampak pada UKM itu sendiri, namun secara langsung juga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat luas. Produksi dalam negeri akan membuka banyak lapangan pekerjaan, yang pada akhirnya akan menopang berbagai aliran keuntungan bagi masyarakat. Namun, untuk mencapai kesejahteraan ini, tidak cukup hanya UKM saja yang berusaha bergerak. Dibutuhkan bantuan banyak pihak yang terlibat untuk mendukung pengembangan UKM yang berkelanjutan agar mampu bersaing secara global, untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang lebih maju.
Tulisan ini disadur atas izin penulis dari artikel yang sebelumnya dipublikasikan oleh World Economic Forum. COSMOS mendukung penuh riset serta artikel yang dipublikasikan dengan tujuan selaras visi dan misi kami; untuk memajukan UKM dan mewujudkan kesejahteraan perekonomian Indonesia.
Sumber Referensi:
Tirta, Arip & Prasanti W. Sarli. 2021. “How Can Indonesia Break Its Vicious Cycle of Cheap Imports?”. World Economic Forum.
Tirta, Arip & Prasanti W. Sarli. 2021. “Indonesia’s SMEs Hold The Key to Growth. How Can They Scale Up?”. World Economic Forum.
Tirta, Arip, Prasanti W. Sarli & Iqbal Muslimin. 2022. “How Local Hijab Producers Could Make An Economic Impact in Indonesia”. World Economic Forum.