Semua Guru, Semua Murid: Saling Berkaca untuk Imers dan UKM

Serupa tapi tak sama adalah jargon yang cocok untuk UKM dan Imers. UKM unggul dalam mengelola dan mengembangkan produk sedangkan Imers memiliki keunggulan untuk memperluas dan mengamplifikasi permintaan pasar. Namun keduanya sama – sama memiliki motivasi untuk menjual barang dan meraup omzet sebesar – besarnya. Maka dari itu, keberadaan UKM dan Imers sama pentingnya dalam rangka menggerakkan roda ekonomi nasional. 

Pada dasarnya, setiap entitas memiliki keunggulan dan kelemahannya masing – masing. Dibutuhkan refleksi diri antar entitas untuk saling belajar dan berkaca antara satu sama lain. Imers dan UKM hanya berbeda pada bagian titik permulaan karir mereka. Imers memulai karirnya dengan menjual dan mengiklankan produk orang lain, sedangkan UKM cenderung menjual barang produksi sendiri. Tidak selalu Imers lebih unggul begitu juga dengan UKM juga tidak melulu UKM menjadi ujung tombak penggerak ekonomi. Imers bisa bereskalasi lebih tinggi lagi mencapai level Mainstream yang mana level ini adalah level tertinggi di UKM. Implikasinya, Imers akan bertransformasi sepenuhnya menjadi UKM apabila sudah melewati puncak tahapan Imers. Baik UKM maupun Imers memiliki peluang yang sama untuk dapat mencapai level Mainstream. 

Berdasarkan riset yang telah dilakukan, permasalahan esensial dari sebagian besar pelaku UKM khususnya level Newcomers dan Artisan terdapat pada motivasi untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk mengembangkan usaha. Tidak jarang juga pelaku UKM terkungkung oleh idealisme yang mereka buat sendiri. Perbedaan ini lah yang menjadi celah bagi UKM untuk mengambil ilmu dari Imers terutama terletak pada pola pikir, diantaranya adalah: 

  1. Keberanian mempelajari berbagai cara pemasaran dan beriklan.
  2. Kemampuan untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital
  3. Motivasi tinggi untuk mencari winning product.
  4. kemampuan menemukan atau merumuskan/memformulasikan winning product
  5. Kemampuan mengembangkan jaringan/kenalan dan melakukan kerja sama baik dengan supplier, sesama pelaku, maupun usaha pendukung seperti logistik, pergudangan, produksi, pemasaran dan lainnya.
  6. Keberanian untuk mengalokasikan anggaran secara terukur untuk keperluan beriklan.

Imers identik dengan tekad kuat, berani mengambil risiko, kreatif dan strategis. Imers tidak segan – segan untuk menginvestasikan sebagian besar modal, mengambil risiko besar dan tidak berhenti untuk belajar dari pengalaman dan mentor. Sifat ini lebih dimungkinkan terbentuk dalam diri para Imers karena saat mulai menjadi Imers, individu ini tidak tersandera pada barang yang belum terjual. Fokus tujuan setiap hari Imers adalah menemukan produk unggulan untuk diiklankan. Rentang perencanaannya pun cukup pendek, hanya satu langkah yaitu  keberanian untuk memutuskan strategi beriklan apa hari setiap harinya agar dapat memproses dropship. 

Terlepas dari minimnya pemanfaatan teknologi dan idealisme dari para pelaku UKM, dalam beberapa hal pelaku UKM juga memiliki keunggulan yang patut dijadikan inspirasi bagi pelaku Imers. Imers identik dengan pengiklan internet. Seperti yang dijelaskan di atas, karakter Imers juga identik dengan nekat, tidak memiliki identitas spesifik, dan tidak berpikir panjang. Maka dari itu, masih banyak kekurangan Imers untuk menguasai pasar dan belajar tentang skillset  tertentu, diantaranya adalah:

  1. Memiliki keunikan dan identitas produk
  2. Memiliki kepercayaan diri untuk mendirikan brand dari awal
  3. Berorientasi pada memelihara hubungan baik dengan konsumen sedari awal.

Dalam rangka mengeskalasi kemampuan UKM agar dapat bersaing secara global, sifat – sifat Imers tersebut dapat dijadikan sebagai panutan oleh pelaku UKM. Sebagai upaya untuk merangkul seluruh pelaku ekonomi untuk dapat memaksimalkan potensi keuntungan yang didapat, maka penting bagi pelaku UKM yang belum memaksimalkan internet sebagai media promosi untuk dapat belajar dari kisah sukses pelaku Imers. Pelaku Imers memiliki kemampuan untuk mempelajari tentang target konsumennya dan menyusun strategi jitu untuk dapat mempengaruhi konsumen tersebut agar membeli produk yang dijual oleh pelaku Imers. Tak kalah penting, modal kepercayaan diri dalam menemukan niche suatu produk dan memelihara hubungan baik dengan konsumen menjadi keunggulan dari pelaku UKM. Tentu saja karakter pelaku UKM inilah yang membuat bisnisnya bisa lestari dan bertahan lama.  Maka dari itu, penting bagi Imers untuk keluar dari spektrum Hit and Runner dan mulai berorientasi untuk memelihara hubungan baik dengan konsumen agar usaha yang dilakukan dapat berumur panjang.

Hal – hal baik yang terdapat pada diri pelaku UKM dan Imers dapat dijadikan inspirasi antar satu sama lain. Tidak patut adanya rasa superioritas diantara keduanya, karena semua adalah guru dan semua adalah murid. Apabila tiap entitas dapat saling berkaca dan mengakselerasi diri menjadi lebih baik, maka idealnya pelaku UKM dan Imers lebih mudah untuk naik kelas ke tahapan selanjutnya. Jika pelaku UKM dan Imers dapat saling berkolaborasi dalam mengembangkan suatu bisnis maka tak ayal apabila produk mereka dapat dikenal dalam cakupan wilayah yang luas, strategi pemasaran yang tepat sasaran serta terukur dengan produk bernilai dan berkualitas unggul, dan yang terpenting adalah bisnis bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

Bagikan:

Postingan Terkait